Kamis, 27 November 2008

 

Tugas Pak Moko

Filter Kamera



Filter kamera adalah salah satu asesoris kamera yang dipasang pada bagian depan lensa. Asesoris ini berupa elemen transparan (tembus cahaya), yang berfungsi untuk melindungi lensa kamera, merubah karakter cahaya yang masuk ke lensa, atau menambahkan special effect atau warna pada bayangan. Asesoris ini dapat memberi kesan high contras maupun low contras pada film hitam putih. Filter biasanya dibuat dari bahan plastik atau kaca yang berkwalitas tinggi.

Jenis-jenis Filter:
1) Ultra Violet Filter

UV filter ini akan melindungi lensa anda, ketika secara tidak sengaja anda menjatuhkan atau menabrakkan kamera anda pada sesuatu. Selain itu, Ultra Violet (UV) Filter ini merupakan jenis filter yang biasa digunakan untuk melindungi kamera dari resiko tergores, tercoreng oleh sidik jari, maupun kerusakan yang disebabkan oleh debu dan embun.

UV Filter yang berkwalitas lebih bagus, biasanya memiliki beberapa lapisan.
2) Polarizing Filter

Polarizing Filter merupakan salah satu pilihan filter, yang biasanya banyak digunakan pada kamera yang menggunakan filter.

Pada penggunaan yang sesuai, polarizing filter dapat membantu anda untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan cahaya yang menyilaukan, yang keluar dari permukaan benda-benda yang dapat memantulkan cahaya, sperti air atau kaca. Lebih dari itu, filter ini juga dapat memperdalam warna langit. Filter ini dapat meningkatkan semua konsentrasi warna, khususnya warna-warna yang terdapat diluar ruangan.

Polarizing filter terbagi atas tiga jenis, yaitu Linear polarizer dan Circular polarizer. Sebenarnya, kedua jenis filter tersebut sama, yang pada dasarnya Circular polarizer adalah Linear polarizer yang diberi tambahan elemen optik pada bagian belakangnya.

Yang perlu diingat adalah, anda tidak harus selalu menggunakan filter ini setiap kali anda melakukan pemotretan. Karena seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa secara garis besar filter ini berfungsi untuk mengurangi kadar cahaya. Maka, sebaiknya anda tidak menggunakan filter ini pada situasi dengan pencahayaan rendah. Andapun sebaiknya tidak menggunakan filter ini ketika langit sedang dalam keadaan mendung.

3) Neutral Density (ND) Filter

Seperti kaca mata hitam yang biasa anda gunakan, ketika cuaca sedang panas. Seperti itu jugalah ND filter pada kamera anda, yang akan menghilangkan kadar keterangan yang berlebihan. Bedanya, dengan kaca mata hitam, warna pada objek akan sedikit mengalami perubahan. Sedangkan ND filter tidak akan merubah warna bayangan objek, asesoris ini hanya akan mengurangi kadar keterangan yang berlebihan saja.
ND filter dapat digunakan tanpa ataupun dengan menggunakan shutter speed yang lebih rendah dan aperture yang lebih besar.

4) Close-up filter

Nama lain dari Close-up filter adalah close-up lens. Close-p filter ini menempel pada bagian depan kamera atau adapter lensa, yang akan memperluas tingkatan close-up pada kamera digital.

Close-up filter berukuran kecil dan memiliki bobot ringan. Filter ini memiliki tingkatan diophi, seperti +1, +2, +5, dan +7. Anda dapat membeli Close-up filter ini satu persatu maupun per-set.

Penggunaan filter ini dapat ditumpuk, sehingga akan menghasilkan pembesaran yang lebih dari satu buah Close-up filter saja.
Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih lensa kamera untuk underwater photography adalah FOCAL LENGTH. Secara gamblang, focal length adalah jarak titik focus terhadap sensor kamera yang menentukan faktor pembesaran sebuah lensa. Mata manusia memiliki faktor pembesaran yang sama dengan lensa 50mm, oleh sebab itu Lensa 50mm disebut juga dengan Lensa Normal. Jika kita menggunakan lensa 50mm maka tidak terjadi pembesaran sama sekali terhadap apa yang dilihat menggunakan kamera maupun dilihat secara langsung oleh mata. Lensa lebih kecil dari 50mm tentunya akan memberikan faktor pembesaran negatif atau dengan kata lain diperkecil oleh sebab itu lensa dibawah 50mm sering disebut lensa sudut lebar / wide angle. Demikian pula lensa dengan focal length diatas 50mm disebut juga lensa Tele untuk jarak jauh karena mengalami pembesaran.
Berikut ini adalah perbandingan visual berbagai focal length (equiv 35mm):
Ilustrasi Perbandingan Focal Length
Perlu diperhatikan meski tersedia banyak lensa dengan berbagai focal length, pada kegiatan underwater photography, lensa yang efektif untuk dipergunakan adalah lensa Macro dan Lensa Wide angle sesuai dengan minat sang Photographer.
Dikarenakan medium air yang memiliki partikel terlarut lebih banyak ketimbang diudara, untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam memotret didalam air adalah Mengambil Gambar sedekat mungkin dengan Objek. Dengan mengambil gambar sedekat mungkin maka ketajaman yang dihasilkan akan maksimal. Oleh karena itu pilihlah lensa-lensa yang memungkinkan untuk mengambil gambar sedekat mungkin.
Khusus untuk kamera Digital SLR system Nikon berikut ini adalah rekomendasi lensa yang dapat saya berikan:
1. Wide Angle: Nikon 12-24mm, atau Fish Eye 10,5mm
2. Macro: Nikon AF-D 60mm Micro dan AF-D 105mm Micro
Untuk kamera Non-SLR, rata-rata memiliki focal length 28mm dan 35mm namun tentunya dapat kita modifikasi dengan penambahan lensa add-on dari 3rd party manufacturer seperti inon, sea & sea, epogue, dll.)
Dunia bawah air adalah dunia yang redup bila dibandingkan dengan dunia daratan. Permukaan air telah menjadi filter yang cukup kuat untuk mengurangi kekuatan cahaya dari matahari untuk menembus sampai ke dasar laut. Oleh karena itu, benda-benda dibawah air yang tidak mendapat cahaya secukupnya akibatnya benda tersebut terlihat tidak berwarna (ke-biru-biruan), Padahal benda tersebut memiliki warna warni yang menarik. Hal ini ibarat anda melihat benda merah dalam ruang gelap, tentunya warna merah benda tersebut tidak akan terlihat oleh mata kita.
Oleh karena itu, penggunaan STROBE / Flash pada fotografi bawah air merupakan hal yang sangat essential. Dengan menggunakan strobe kita dapat menghasilkan foto dengan warna warni yang sesuai dengan warna aslinya.
Perbandingan warna antara foto tanpa Strobe dan Dengan Strobe
Jika anda peminat Macro Photography tentunya memilih strobe yang kecil dan ramping sudah cukup efektif untuk membuat foto yang bagus, pertimbangkan juga untuk menggunakan dual strobe kiri dan kanan untuk menghilangkan bayangan. Jika anda peminat Wide Angle Photography, tentunya anda akan memerlukan strobe yang kuat untuk menyinari object pada areal yang luas.
Selain strobe, kita juga memerlukan Arm system untuk menyangga strobe yang akan digunakan, selain itu arm juga harus flexible agar bisa diatur posisinya. Fungsi utama dari penggunaan arm ini adalah untuk creative lighting dan mencegah back scatter.
Kamera DSLR + Housing + Arm system + Dual Strobe
Back Scatter adalah bercak-bercak putih pada foto akibat dari partikel terlarut yang menyala terang akibat disinari flash / strobe secara langsung dihadapan lensa. Back Scatter dapat di minimasi dengan menggunakan arm yang cukup panjang sehingga mengarahkan cahaya strobe agar menyinari bagian atas objek photo yang kita buat, dengan demikian partikel yang berada dihadapan lensa tidak akan mengalami pencahayaan yang kuat dari strobe.
Back Scatter (Titik2 putih) akibat arah cahaya flash sejajar dengan lensa
Untuk kekuatan Strobe biasanya dideskripsikan sebagai satuan GUIDE NUMBER, semakin besar angka Guide Number maka semakin kuat kekuatan sebuah strobe. Untuk lebih jelasnya anda bisa mempelajari Dasar Dasar Fotografi untuk mengetahui seluk beluk fotografi menggunakan Flashlight / Strobe.
rasio zoom
esolusi gambar : Resolusi gambar secara umum dinyatakan dalam satuan Mega Pixel, yang menyatakan kuantitas maksimum pixel untuk setiap image yang dihasilkan dari kamera. Penerapannya adalah semakin besar pixel semakin besar ukuran gambar yang mampu dicetak pada kualitas optimal.Jadi belum tentu kita membutuhkan kamera dengan mega pixel yang besar. Sebagai contoh, hubungan antara mega pixel dan ukuran gambar guideline :Image dengan ukuran 3888 x 2592 pixel = 10Mpixels mampu dicetak maksimal dengan resolusi optimum pada ukuran 54 inch x 36 inch (137cm x 92 cm) dengan resolusi 72 pixel/inch.

Zoom : Seperti yang sudah disinggung tadi ada dua jenis zoom dalam kamera digital pocket (tidak berlaku untuk kamera DSLR). Produsen biasanya mengiklankan kameranya dalam bentuk zoom total, jadi hati-hati. Zoom Optical adalah tipe zoom yang murni oleh lensa kamera, sedangkan zoom digital adalah tipe zoom yang dilakukan dengan memanipulasi gambar dengan software di dalam kamera dan zoom digital akan mengorbankan resolusi dari gambar (menurunkan resolusi). Sebisa mungkin hindari penggunaan zoom digital. Jadi pilih kamera yang memberikan optical zoom yang sebesar mungkin.

ISO : ISO adalah satuan kesensitivan sensor (film) kamera terhadap intensitas foton/cahaya. Pengaturan ISO seringkali diperlukan sesuai kondisi cahaya yang tersedia. Oleh karena itu kamera dengan opsi pengaturan berbagai harga ISO diutamakan dalam memilih kamera. Besar pilihan ISO yang umum dalam kamera digital saat ini dari 100 hingga 1600.

Lensa : Lensa berfungsi bagaikan kornea dari mata kita. Oleh karena itu memilih kamera dengan lensa yang baik tentu saja menjadi pertimbangan yang baik pula. Leica dan Carl Zeiss adalah dua merk terkenal dalam dunia optik kamera yang layak dipertimbangkan.

Baterai : Pilih kamera dengan baterai Li-on (lithium ion) yang sangat praktis dan tahan lama (baik waktu operasional maupun umur pakai) dibanding jenis baterai lainnya pada saat ini. Baterai jenis ini juga biasanya disertai charger yang memudahkan pengisian kembali arus listrik ke dalam baterai.

Media penyimpan file : Pertimbangkan jumlah gambar yang ingin lu ambil dalam satu kali penyimpanan. Media penyimpan 2GB mampu menyimpan file gambar hingga sekitar 500 untuk kamera 10 Mega pixels.

Fitur dan Kemudahan operasi : Pertimbangkan fitur-fitur lain yang menarik, seperti jenis-jenis program pengambilan foto, pengaturan saturasi/white balance/dll, support software. Pertimbangkan kemudahan pengoperasiannya.
jarak fokus lensa kamera
amera SLR (single-lens reflex) atau Kamera refleks lensa-tunggal‎ adalah kamera yang memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera dengan sama persis seperti apa yang ia lihat. Hal ini berbeda dengan kamera non-SLR, dimana pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film.

Kamera SLR menggunakan pentaprisma yang ditempatkan di atas jalur optikal melalui lensa ke lempengan film. Cahaya yang masuk kemudian dipantulkan ke atas oleh kaca cermin pantul dan mengenai pentaprisma. Pentaprisma kemudian memantulkan cahaya beberapa kali hingga mengenai jendela bidik. Saat tombol dilepaskan, kaca membuka jalan bagi cahaya sehingga cahaya dapat langsung mengenai film. (NESW4586)Daftar isi [sembunyikan]
1 Komponen Kamera SLR
1.1 Pembidik
1.2 Jendela Bidik
1.3 Lensa
1.4 Macam-macam lensa
1.4.1 Fokus
1.5 Kecepatan rana
1.6 Diafragma
2 Depth of Field
3 Pencahayaan
4 Perkembangan Kamera SLR
5 Pranala luar
6 Referensi


[sunting]
Komponen Kamera SLR

[sunting]
Pembidik

Salah satu bagian yang penting pada kamera adalah pembidik (viewfinder). Ada dua sistem bidikan, yaitu:
jendela bidik yang terpisah dari lensa (Viewfinder type)
bidikan lewat lensa (Reflex type).

Kamera SLR, sesuai dengan namanya (Single Lens Reflex), menggunakan sistem bidikan jenis kedua. Mata fotografer melihat subjek melalui lensa, sehingga tidak terjadi parallax, yaitu keadaan dimana fotografer tidak melihat secara akurat indikasi keberadaan subjek melalui lensa sehingga ada bagian yang hilang ketika foto dicetak. Keadaan parallax ini pada dasarnya terjadi pada pemotretan sangat close up dengan menggunakan kamera viewfinder.

[sunting]
Jendela Bidik

Jendela bidik merupakan sebuah kaca yang di dalamnya tercantum banyak informasi dalam pemotretan. Jendela bidik memuat penemu jarak (range-finder), pilihan diafragma, shutter speed, dan pencahayaan (exposure).

[sunting]
Lensa

Dalam fotografi, lensa berfungsi untuk memokuskan cahaya hingga mampu membakar medium penangkap (film). Di bagian luar lensa biasanya terdapat tiga cincin, yaitu cincin panjang fokus (untuk lensa jenis variabel), cincin diafragma, dan cincin fokus.

[sunting]
Macam-macam lensa
Lensa Standar. Lensa ini disebut juga lensa normal. Berukuran 50 mm dan memberikan karakter bidikan natural.
Lensa Sudut-Lebar (Wide Angle Lens). Lensa jenis ini dapat digunakan untuk menangkap subjek yang luas dalam ruang sempit. Karakter lensa ini adalah membuat subjek lebih kecil daripada ukuran sebenarnya. Dengan menggunakan lensa jenis ini, di dalam ruangan kita dapat memotret lebih banyak orang yang berjejer jika dibandingkan dengan lensa standar. Semakin pendek jarak fokusnya, maka semakin lebar pandangannya. Ukuran lensa ini beragan mulai dari 17 mm, 24 mm, 28 mm, dan 35 mm.
Lensa Fish Eye. Lensa fish eye adalah lensa wide angle dengan diameter 14 mm, 15 mm, dan 16 mm. Lensa ini memberikan pandangan 180 derajat. Gambar yang dihasilkan melengkung.
Lensa Tele. Lensa tele merupakan kebalikan lensa wide angle. Fungsi lensa ini adalah untuk mendekatkan subjek, namun mempersempit sudut pandang. Yang termasuk lensa tele adalah lensa berukuran 70 mm ke atas. Karena sudut pandangannya sempit, lensa tele akan mengaburkan lapangan sekitarnya. Namun hal ini tidak menjadi masalah karena lensa tele memang digunakan untuk mendekatkan pandangan dan memfokuskan pada subjek tertentu.
Lensa Zoom. Merupakan gabungan antara lensa standar, lensa wide angle, dan lesa tele. Ukuran lensa tidak fixed, misalnya 80-200 mm. Lensa ini cukup fleksibel dan memiliki range lensa yang cukup lebar. Oleh karena itu lensa zoom banyak digunakan, sebab pemakai tinggal memutar ukuran lensa sesuai dengan yang dibutuhkan.
Lensa Makro. Lensa makro biasa digunakan untuk memotret benda yang kecil.

[sunting]
Fokus

Fokus adalah bagian yang mengatur jarak ketajaman lensa, sehingga gambar yang dihasilkan tidak berbayang.

[sunting]
Kecepatan rana

Kecepatan rana (shutter speed) artinya penutup (to shut = menutup). Pada waktu kita menekan tombol untuk memotret, terjadi pembukaan lensa sehingga cahaya masuk dan mengenai film. Pekerjaan shutter adalah membuka dan kemudian menutup lagi.

Kecepatan rana adalah kecepatan shutter membuka dan menutup kembali. Shutter speed dapat kita atur. Jika kita memilih 1/100, maka ia akan membuka selama 1/100 detik.

Skala shutter speed bervariasi. Ada yang B, 1, ½, ¼, 1/8, 1/15, 1/30, 1/60, 1/125, 1/250, 1/500, 1/1000, dst. Mulai dari ½ sampai 1/1000 biasanya hanya disebut angka-angka dibawah saja. Artinya 100 = 1/100 dan 2 artinya ½ detik. Namun jika angka 2 itu berwarna, maka artinya adalah 2 detik.

Sedangkan B artinya bulb, yaitu jika tombol ditekan maka shutter membuka, dan ketika tombol dilepaskan maka shutter menutup.

Yang perlu diingat adalah, semakin lama kecepatan shutter, jumlah cahaya yang masuk akan semakin banyak. Semakin besar angkanya, maka kecepatan shutter akan semakin tinggi(shutter akan semakin cepat membuka dan menutup).
Speed cepat

Speed cepat kita gunakan untuk memotret benda yang bergerak. Semakin cepat pergerakan benda tersebut, maka semakin besar angka speed shutter yang kita butuhkan.
Speed lambat

Jika benda yang bergerak cepat dipotret dengan speed shutter rendah, maka hasilnya ialah gambar akan tampak kabur, seakan-akan disapu, namun latar belakangnya jelas. Efek ini terkadang bagus dan menimbulkan sense of motion dari benda yang dipotret.

Cara lain adalah dengan menggerakkan kamera ke arah gerak objek (panning) bertepatan dengan melepas tombol. Hasil gambarnya ialah latar belakang kabur, tetapi gambar subjek jelas. Seberapa jelas atau kaburnya subjek tergantung pada cepat atau lambatnya gerakan panning. Jika gerakannya bersama-sama dengan gerakan subjek, maka gambar yang dihasilkan jelas. Sebaliknya jika kamera lebih cepat atau lebih lambat dari gerakan subjek, maka hasilnya akan blur (kabur).

Kamis, 24 Juli 2008

 

Mengidentifikasi Tekhnologi Pertelevisian

1.1 Identifikasikan sejarah penemuan teknologi TV (sejarah penemuan teknologi TV mekanik dan TV elektronik ; sejarah perintisan industri/lembaga penyiaran TV di dunia dan di Indonesia.)
A. Sejarah Televisi
24 09 2007

Pada tahun 1873 seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell)
Kemudian piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang didalamnya ditemukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube)


Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin dan Philo T. Farnsworth berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasil yang berjalan baik, orang-orang mulai melihat kemungkinan untuk
Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff, Senior Vice President dari RCA (Radio Corporation of America). Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Selain itu, Philo Farnsworth juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.

TV ELEKTRONIK
Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Kompetitor utama mereka adalah Baird Television, yang sudah terlebih dahulu melakukan siaran sejak 1928, dengan menggunakan sistem mekanik seluruhnya. Pada saat itu sangat sedikit orang yang mempunyai televisi, dan yang mereka punyai umumnya berkualitas seadanya. Pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inchi saja sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata, tetapi kompetisi itu ada disana.

TV RCA, Tipe TT5 1939, RCA dan Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru.
Pada tahun-tahun pertama, ketika sedang resesi ekonomi dunia, harga satu set televisi sangat mahal. Ketika harganya mulai turun, Amerika terlibat perang dunia ke dua. Setelah perang usai, televisi masuk dalam era emasnya. Sayangnya pada masa itu semua orang hanya dapat menyaksikannya dalam format warna hitam putih.

TV BERWARNA
Sebenarnya CBS sudah lebih dahulu membangun sistem warnanya beberapa tahun sebelum rivalnya, RCA. Tetapi sistem mereka tidak kompatibel dengan kebanyakan TV hitam putih diseluruh negara. CBS yang sudah mengeluarkan banyak sekali biaya untuk sistem warna mereka harus menyadari kenyataan bahwa pekerjaan mereka berakhir sia-sia. RCA yang belajar dari pengalaman CBS mulai membangun sistem warna menurut formatnya. Mereka dengan cepat membangun sistem warna yang mampu untuk diterima pada sistem warna dan sistem hitam putih. Setelah RCA memamerkan kemampuan sistem mereka, NTSC membakukannya untuk siaran komersial thn 1953.
Berpuluh tahun kemudian hingga awal milenium baru abad 21 ini, orang sudah biasa berbicara lewat telepon selular digital dan mengirim e-mail lewat jaringan komputer dunia, tetapi teknologi televisi pada intinya tetap sama. Tentu saja ada beberapa perkembangan seperti tata suara stereo dan warna yang lebih baik, tetapi tidak ada suatu lompatan besar yang mampu untuk menggoyang persepsi orang tentang televisi. Tetapi semuanya secara perlahan mulai berubah, televisi secara bertahap sudah memasuki era digital.
1.1 Identifikasikan sejarah penemuan teknologi TV (sejarah penemuan teknologi TV mekanik dan TV elektronik ; sejarah perintisan industri/lembaga penyiaran TV di dunia dan di Indonesia.)
TV, Dahulu Kala
12 09 2007
Adalah suatu anugerah bagi kita, dengan hadirnya televisi yang memberikan begitu banyak informasi kepada kita. Beragam stasiun TV dengan aneka program siarannya yang disajikan dengan kualitas gambar dan tata suara yang apik, menjadikan televisi sebagai sumber segala informasi, berita, dan juga hiburan yang dibutuhkan kita semua. Hampir seluruh rumah tangga di Indonesia maupun dunia, memiliki sebuah televisi atau lebih.
Mari kita lihat sedikit sejarah televisi, dan menghargai para penemunya yang telah menghadirkan jendela dunia di ruang duduk keluarga kita, dimana semua benda lain dan kursi-kursi di dalamnya diatur untuk menghadap ke arahnya.
TV MEKANIK
Mungkin susah untuk dipercaya. Namun, penemuan cakram metal kecil berputar dengan banyak lubang didalamnya yang ditemukan oleh seorang mahasiswa di Berlin-Jerman, 23 tahun, Paul Nipkow[1883], merupakan cikal bakal lahirnya televisi.



Kemudian disekitar tahun 1920, para pakar lainnya seperti John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins, menggunakan piringan Nipkow ini untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, dan penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Saat itu belum ditemukan Cathode Ray Tube [CRT].
Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff, Senior Vice President dari RCA [Radio Corporation of America]. Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Insinyur lain, Philo Farnsworth, juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya, dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.

TV ELEKTRONIK
Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin dan Philo T. Farnsworth berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasil yang berjalan baik, orang-orang mulai melihat kemungkinan untuk beralih sistem.
Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Kompetitor utama mereka adalah Baird Television, yang sudah terlebih dahulu melakukan siaran sejak 1928, dengan menggunakan sistem mekanik seluruhnya. Pada saat itu, sangat sedikit orang yang mempunyai televisi, dan yang mereka punyai umumnya berkualitas seadanya. Seadanya disini, mungkin tidak seperti yang kita bayangkan, namun pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inci saja, sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata, tetapi kompetisi itu ada disana. Sistem yang lebih unggul akan mematikan lawannya.
Tahun 1939, RCA dan Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru.
Pada tahun-tahun pertama, ketika sedang resesi ekonomi dunia, harga satu set televisi sangat mahal. Ketika harganya mulai turun, Amerika terlibat perang dunia ke dua. Setelah perang usai, televisi masuk dalam era emasnya. Sayangnya, pada masa itu, semua orang hanya dapat menyaksikannya dalam tata warna hitam putih.
TV BERWARNA
Sebenarnya CBS sudah lebih dahulu membangun sistem warnanya beberapa tahun sebelum rivalnya, RCA. Tetapi sayang sekali bahwa sistem mereka tidak kompatibel dengan kebanyakan TV hitam putih diseluruh negara. CBS, yang sudah mengeluarkan banyak sekali biaya untuk sistem warna mereka, harus menyadari kenyataan bahwa pekerjaan mereka berakhir sia-sia. RCA, yang belajar dari pengalaman CBS, mulai membangun sistem warna mereka sendiri. Mereka dengan cepat membangun sistem warna yang mampu juga untuk diterima sistem hitam putih [BW]. Setelah RCA memamerkan kemampuan sistem mereka, NTSC membakukannya untuk siaran komersial thn 1953.
Berpuluh tahun kemudian hingga awal milenium baru, abad 21 ini, orang sudah biasa berbicara lewat telepon selular digital dan mengirim e-mail lewat jaringan komputer dunia, tetapi teknologi televisi pada intinya tetap sama. Tentu saja ada beberapa perkembangan seperti tata suara stereo dan warna yang lebih baik, tetapi tidak ada suatu lompatan besar yang mampu untuk menggoyang persepsi kita tentang televisi. Tetapi semuanya secara perlahan mulai berubah. Televisi mulai memasuki era digital.
Inilah mereka para pelopornya:
• Paul Nipkow [1860-1940], Berlin-Jerman
• John Logie Baird [1888-1946], Scotland-Inggris
• Charles Francis Jenkins [1867- 1934], Amerika Serikat
• Vladimir Kosmo Zworykin [1889-1982], Rusia. Setelah revolusi Bolshevik, bermigrasi ke Amerika tahun 1919.
• Philo T. Farnsworth [1906-1971], Amerika Serikat
• David Sarnoff [1891-1971], Amerika Serikat. Mulai terkenal 1912 ketika bekerja sebagai operator telegram pada Marconi Company of America yang menerima data penumpang yang lolos dari maut saat tenggelamnya Titanic.


B. Sejarah Penyiaran di Indonesia
Pada tahun 1911, Angkatan Laut Kerajaan Belanda pertama kali mengoperasikan fasilitas radio komunikasi di Sabang, pulau paling barat dari weilayah Indonesia. Fasilitas radio ini digunakan sebagai alat komunikasi untuk mengatur lalu lintas kapal laut yang melintas Selat Malaka, jalur perdagangan yang sangat sibuk pada waktu itu. Setelah perang dunia pertama usai, tepatnya pada tahun 1925, di Jakarta berdiri Batavia Radio Society atau Radio Batavia Vereniging (BRV), sekelompok broadcaster yang mulai mengudarakan siaran tetap berupa pemutaran musik barat. Lahirnya BRV inilah yang mulai mengawali keberadaan radio siaran di Hindia Belanda (Indonesia).
Pada 8 Maret 1942, Belanda menyerah kepada Jepang. Pada saat itu radio siaran yang ada dihentikan. Kemudian Jepang mendirikan lembaga penyiaran baru yang dinamakan Hoso Kanri Kyoko dengan cabang-cabangnya di Jakarta, Bandung, Purwokerto, Semarang, Yogjakarta, Surakarta, Surabaya, dan Malang. Kedelapan stasiun daerah inilah yang kemudian menjadi embrio pendirian Radio Republik Indonesia (RRI). Pada sebuah pertemuan di Jakarta pada 11 September 1945 RRI didirikan oleh pemerintah Indonesia.
Menengok sejarah RRI berarti mencermati kembali sejarah masa awal kemerdekaan Indonesia. Radio mempunyai peran sentral dalam mengampanyekan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 kepada dunia. Berkat peran radio inilah masyarakat dunia mendengar proklamasi kemerdekaan Indonesia, dan dukungan-pun segera mengalir dari negara-negara tetangga. Sejarah ini diukir oleh para angkasawan (penyiar radio) Ronodipuro dan Bachtar Lubis, dengan keberaniannya yang luar biasa mengudarakan naskah proklamasi dan mempropagandakan kemerdekaan bangsa Indonesia secara terus menerus dari waktu ke waktu, mulai dari pukul 19.00 WIB tanggal 17 Agustus 1945.
Sejarah sistem penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada 17 Agustus 1962. Hari itu, Televisi Republik Indonesia (TVRI) lahir dan untuk pertama kalinya beroperasi. Dengan pemancar berkekuatan 100 watt, siaran pertama dilakukan untuk menyiarkan peringatan ulang tahun ke 17 proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dari halaman Istana Merdeka Jakarta. Pada awalnya TVRI adalah proyek khusus untuk menyukseskan penyelenggaraan Asian Games ke 4 di Jakarta. Siaran TVRI sehubungan dengan Asian Games dikoordinir oleh Organizing Comitte Asian Games IV yang dibentuk khusus untuk event olah raga itu, di bawah naungan Biro Radio dan Televisi Departemen Penerangan. Mulai 12 November 1962 TVRI mengudara secara reguler setiap hari. Pada 1 Maret 1963 TVRI mulai menayangkan iklan seiring dengan ditetapkannya TVRI sebagai televisi berbadan hukum yayasan melalui keputusan presiden RI nomer 215 tahun 1963. Namun pada tahun 1981 dengan berbagai alasan politis TVRI tidak diijinkan lagi menayangkan iklan.
Mulai tahun 1988 TVRI mulai mendapat teman dalam penyiaran di Indonesia. Pemerintah telah mulai mengijinkan televisi swasta beroperasi di Indonesia, RCTI (1988), SCTV (1989), TPI (1990), ANTV (1993), INDOSIAR (1995), .... .
B. Lembaga lembaga Penyiaran Dalam UU 32/2002
Dalam UU RI No. 32 tahun 2002, pada pasal 13 ayat 2 ditegaskan bahwa jasa penyiaran diselenggarakan oleh:
1. Lembaga penyiaran swasta
2. Lembaga penyiaran publik
3. Lembaga penyiaran komunitas
4. Lembaga penyiaran berlangganan.
LEMBAGA PENYIARAN SWASTA, PUBLIK, DAN KOMUNITAS
ASPEK SWASTA PUBLIK KOMUNITAS
1 2 3 4
Definisi Lembaga penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau televisi Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum Indonesia, didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersial, dengan daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, serta untuk melayani kepentingan komunitasnya.
Khalayak Umum, terbuka lebar Umum, lebih dari satu komunitas Satu komunitas tertentu saja
Visi Memberikan hiburan, informasi dan pendidikan, namun semua visi pada implementasinya khususnya untuk produksi dan pemasarannya tetap diperhitungkan berdasarkan prinsip-prinsip pencapaian keuntungan ekonomi. Meningkatkan kualitas hidup publik. Meningkatkan apresiasi terhadap keanekaragaman ditengah masyarakat dengan harapan menciptakan kehidupan yang harmonis di antara berbagai komunitas yang berbeda. Meningkatkan kualitas hidup anggota komunitasnya. Secara khusus menjadi lembaga siaran yang bersifat dari, oleh, dan untuk komunitas.
Jangkauan area siaran Umumnya luas, lebih dari satu propinsi, namun memiliki batasan tertentu. Bersifat nasional atau daerah. Tetap mengemban misi meningkatkan apresiasi terhadap identitas dan integrasi nasional. Terbatas, umumnya dalam radius 6 km.
Ukuran kesuksesan Rating untuk masing-masing program dan pemasukan iklan (rating program yang tinggi akan menarik pemasang iklan) Kepuasan publik Kepuasan anggota komunitas
Pemilik/pendiri Umumnya berbentuk PT, sebagian menjadi PT. Tbk. Negara atau pemerintah (untuk TVRI, RRI). Badan hukum nonkomersial, biasanya berbentuk yayasan
Pengambilan keputusan tertinggi Pemilik modal/para komisaris dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), manajemen operasional akan tunduk pada garis besar ini. Lembaga supervisi bersama-sama dengan manajemen operasional. Jika lembaga penyiaran publik didirikan oleh pemda atau PT maka lembaga supervisinya harus tetap independen. Lembaga supervisi komunitas bersama-sama dengan manajemen operasional.
1 2 3 4
Sumber pemasukan Iklan dalam arti luas, mencakup hard selling (penjualan langsung), sponsorship untuk suatu program atau acara, dll. APBN untuk lembaga penyiaran public nasional dan APBD untuk lembaga penyiaran public daerah; siaran iklan, dll Iuran anggota komunitas, hibah, sumbangan tidak mengikat, sponsor, dll.
Kriteria dan jumlah materi iklan Terbuka luas 20% dari keseluruhan jamtayang Tidak boleh menerima iklan hard selling, biasanya hanya sponsor program. Maksimal 15% dari keseluruhan jam tayangnya Iklan layanan masyarakat, bukan iklan hard selling, biasanya berupa sponsor program. Maksimal 10% dari keseluruhan jam tayangnya.
Sumber:
1) UU No 32 tahun 2002.
2) Effendi Gazali, 2003, Kontruksi Sosial Lembaga Penyiaran, Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI, Jakarta.
Lembaga Penyiaran Berlangganan merupakan lembaga penyiaran berbentuk badan hukum Indonesia, yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan dan wajib terlebih dahulu memperoleh izin penyelenggaraan penyiaran berlangganan.
Lembaga penyiaran berlanggan memancarluaskan atau menyalurkan materi siarannya secara khusus kepada pelanggan melalui radio, televisi, multi media, atau media informasi lainnya.
Lembaga penyiaran berlanggan terdiri dari: Lembaga penyiaran berlanggan melalui satelit; Lembaga penyiaran berlanggan melalui kabel; dan Lembaga penyiaran berlanggan melalui terestrial.
Pembiayaan Lembaga penyiaran berlanggan berasal dari: a. Iuran berlanggan; b. Usaha lain yang sah dan terkait dengan penyelenggaraan penyiaran.
Lembaga penyiaran berlanggan melalui kabel dan melalui terestial harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: memeliki jangkauan siaran yang meliputi satu daerah layanan sesuai dengan izin yang diberikan; dan menjamin agar siarannya hanya diterima oleh pelanggan.




C. Sejarah Penyiaran TV di Dunia

Standard televisi (TV) Jepang, ISDBT (Integrated Service Digital Broadcasting System), memang merupakan satu-satunya standard di dunia yang cukup unik. Agak berbeda dengan standard Eropa, DVB-T, apalagi standard Amerika dengan single carriernya [1], ISDBT memiliki satu segmen (yang kemudian dikenal dengan one-seg) untuk penyiaran (broadcast) TV digital yang akan diterima secara bergerak (mobile).
Ketika penerimaan mobile (mobile reception) yang ada pada standard lainnya masih diragukan, ternyata one seg milik Jepang ini cukup mumpuni. One-seg telah terbukti "bisa diterima dengan baik" dan sekarang penerimanya (receiver), misalnya seperti pada mobile phone (HP), kamus saku elektronik dan alat navigasi, sudah diproduksi secara massal. Bagi yang bermukim di Jepang sudah bisa menikmatinya dalam HP keluaran 2006 akhir atau awal-awal 2007 ini.
Bagi Indonesia yang sedang dalam persiapan menuju era TV Digital, mungkin perlu menengok bagaimana Jepang mengkampanyekan TV digitalnya ke masyarakat dan bagaimana pula TV analognya akan diakhiri pada 2011 nanti. Setidaknya 5 tahun sebelum berakhir, minimal pemerintah sudah harus menyosialisasikan hal tersebut ke masyarakat.
TV Analog Jepang yang kira-kira sejak 50 tahun lalu disiarkan, kini secara resmi akan diakhiri pada 2011, tepatnya adalah pada 24 Juli 2011 nanti [2]. Kemudian diperkenalkanlah penyiaran TV Digital secara terestrial atau Chijou Dejitaru Terebi Housou. Karena orang Jepang suka menyingkat kata yang panjang, akhirnya TV Digital ini pun disingkat dan cukup menjadi "Chi-Deji" saja. Pada 2011 ini diperkirakan siaran TV digital sudah bisa diterima di seluruh bagian wilayah Jepang (tidak hanya terbatas pada kota-kota besar misalnya Tokyo, Osaka, Nagoya saja).

Gambar 1. Pada 24 Juli 2011 nanti penyiaran TV analog berakhir diganti dengan penyiaran TV Digital di seluruh wilayah Jepang (tidak hanya terbatas kota besar) (sumber: dpa.or.jp)
Jenis Penyiaran TV di Jepang
TV analog Jepang (terestrial) dimulai pada tahun 1953-an dengan TV hitam putih. Untuk Indonesia, pertelevisian baru dimulai sekitar tahun 1961 [3]. Kemudian mulai pada 1960-an, diperkenalkan TV warna. Bisa kita lihat di sini, 1 tahun setelah TV warna Jepang muncul, Indonesia baru memulai penyiaran TV yang tentunya masih dengan TV hitam putih.
Mulai tahun 2000-an muncul TV dengan kualitas gambar yang baik yaitu high vision digital television (HDTV), tapi masih dengan jenis penyiaran analog. Pada tahun 2000 ini pula muncul 3 jenis penyiaran baru selain penyiaran terestrial (chijou) di atas, yaitu penyiaran dengan menggunakan satelit atau broadcasting via satellite (BS). Ketiga jenis penyiaran via satelit itu adalah (1) BS Analog Broadcasting , (2) BS Analog High Vision Broadcasting dan (3) BS Digital Broadcasting.
Kemudian baru pada tahun 2003 Jepang mempromosikan penyiaran TV digitalnya secara terestrial, menyusul penyiaran TV digital via satelit yang sudah dilaunching sejak tahun 2000. Munculnya penyiaran secara terestrial ini tentunya mendapat sambutan sangat baik karena kualitas penyiaran digitalnya bisa diperoleh dengan bebas tanpa harus membayar (gratis) tidak seperti halnya jika berlangganan TV satelit.
Untuk siaran via satelit sendiri, BS Analog High Vision akan diakhiri tahun 2007 ini. Sedangkan BS analog biasa akan diakhiri bersamaan dengan diakhirinya penyiaran analog terestrial pada 24 Juli 2011 nanti. Khusus untuk BS digital, siaran ini tidak akan dihentikan pada 2011, melainkan akan dipakai terus bersamaan dengan penyiaran TV digital terestrial chi-deji. Gambar 2 menjelaskan secara lengkap sejarah TV Jepang sampai kira-kira tahun 2011.

Gambar 2. Periodisasi Penyiaran TV di Jepang (sumber: dpa.or.jp)
Kampanye Pemerintah tentang TV Digital
Penulis mengamati setidaknya ada langkah-langkah dini pemerintah Jepang dalam memperkenalkan penyiaran barunya sehingga masyarakat tidak kaget. Mengapa kaget? Karena dengan dipakainya penyiaran TV digital, masyarakat paling tidak harus membeli tuner TV digital agar TV lamanya masih bisa digunakan.
Di antara langkah-langkah dini itu yang teramati langsung oleh penulis adalah:
1. Pemberian seal (stiker) bahwa siaran TV analog akan berakhir 2011
Seal ini ditempelkan pada seluruh TV analog yang masih dijual. Masyarakat ketika akan membelinya diharapkan sudah mengerti bahwa TV analog yang akan dibeli tersebut hanya bisa dipakai sampai tahun 2011. Bentuk sealnya ditunjukkan oleh Gambar 3(a) dan juga pada Gambar 1 (lihat pada bagian kanan bawah TV). Seal ini ditempelkan pada salah satu pojok dari 4 pojok TV analog.

Gambar 3(a). Seal resmi berakhirnya TV analog pada 2011. (sumber: dpa.or.jp)
Sebagai gantinya, seal untuk logo TV digital ditunjukkan oleh Gambar 3(b). Seal ini dipasang pada semua TV digital yang dijual saat ini. Dengan seal tersebut, masyarakat akan bisa mempertimbangkan ketika membeli. Ini juga menjadi semacam perhatian ”warning” agar masyarakat tidak tertipu dan kecewa.

Gambar 3(b). Seal resmi (bertuliskan kanji "chijou=terestrial" dan digital) pada peralatan yang bisa menerima penyiaran TV digital. (sumber: dpa.or.jp)
2. Pengumuman lewat TV
Beberapa kali televisi seperti NHK menyiarkan bahwa penyiaran analog terestrial akan diakhiri pada 2011. Diperkenalkan kualitas penyiaran TV digital dan perbedaanya dengan penyiaran TV analog.
3. Pengumuman lewat selebaran/pamflet
Selebaran yang menjelaskan kenapa dipakai penyiaran TV Digital mudah kita dapatkan di tempat pelayanan masyarakat misalnya Shiyakusho (city hall), Stasiun kereta, rumah sakit, klinik, supermarket dan lain-lain.
4. Pengumuman lewat Internet
Untuk pengumuman lewat internet, jumlahnya sangat banyak. Salah satunya Anda bisa mengecek di [2] atau [4].
5. Demonstrasi di stasiun kereta
Stasiun kereta adalah tempat yang cukup bagus untuk kampanye, mengingat kereta menjadi alat transportasi utama di Jepang. Volume penumpang yang sangat tinggi, menjadikan stasiun adalah tempat terbaik untuk kampanye. Hampir semua kampanye termasuk kampanye politik. Pada semua stasiun kereta, terutama stasiun besar yang menjadi pertemuan beberapa jalur kereta listrik, terdapat dapat kita temukan TV digital. Biasanya TV digital tersebut diposisikan bersamaan dengan "iklan" program TV kabel lainnya.
Keunggulan TV Digital yang Diperkenalkan ke Masyarakat
Selain keunggulan TV Digital yang bisa menghasilkan gambar yang bersih dan menghilangkan gambar yang kabur (ghost image) [1], beberapa keunggulan yang diperkenalkan pemerintah ke masyarakatnya adalah (misalnya) :

1. Satu channel dapat displit untuk 2-3 program sekaligus.
Dengan TV digital, 2-3 program sekaligus (dengan kualitas sama dengan TV analog) bisa dinikmati dalam waktu bersamaan. Misalnya ketika sedang menikmati sepak bola, kita juga bisa menonton drama.


Gambar 4. Multiple Program pada penyiaran TV Digital (sumber: soumu.go.jp)
2. Layanan untuk orang lanjut usia dan cacat
Selain bisa melihat subtitle, TV digital bisa membantu orang yang buta untuk memahami adegan drama misalnya. Dengan TV digital, suara juga bisa diperlambat ataupun dipercepat.

Gambar 5. Subtitle terutama bagi yang memiliki gangguan pendengaran (sumber: dpa.or.jp)
3. Pengecekan Cuaca bisa dilakukan setiap saat
Ramalam cuaca menjadi perhatian tersendiri bagi masyarakat Jepang. Dengan ramalan inilah orang Jepang memutuskan untuk membawa payung atau tidak ketika pergi ke kantor atau tempat lainnya. Dengan TV digital, pengecekan cuaca bisa dilakukan setiap saat hanya dengan menekan tombol ramalan cuaca pada remote controlnya.

Gambar 6. Ramalan cuaca bisa dicek setiap saat (sumber: dpa.or.jp)
4. dan masih banyak keuntungan lainnya
Indonesia yang saat ini sedang memikirkan TV Digital semoga bisa belajar dari negara manapun termasuk Jepang. Semua aspek harus dipikirkan secara matang terutama aspek yang berpotensi merugikan rakyat terutama masyarakat yang kurang mampu secara finansial. Plan harus dibuat sebaik mungkin dan jauh-jauh hari, sehingga masyarakat tidak shock.
Reformasi Program Televisi
Bagi yang bermukim di Jepang, bisa melihat bahwa lumayan banyak program-program bagus yang bisa dinikmati, terutama program untuk anak-anak dari 0 tahun sampai dengan anak SMA. Dari program bermain sampai dengan program sains dan teknologi sederhana untuk anak. Acara artis pun biasanya diisi dengan kuis-kuis mendidik seperti kuis binatang, laut, gunung, survive ataupun tips-tips penting dalam menghemat listrik, air sampai menghemat biaya hidup. Tentunya masih ingat progam terkenal "hidup sebulan hanya dengan 10.000 yen (sekitar Rp. 750.000)".
Dengan perubahan ke TV digital ini pula, diharapkan program-program pertelevisian Nasional Indonesia bisa "diubah", direformasi, dari dari program-program yang tidak mendidik, syirik, ghibah (gosip), merusak moral dll, menuju program-program yang jauh bermanfaat dan lebih baik. Sehingga tidak perlu ada lagi, orang tua yang harus “membuang” TV-nya karena program-programnya merusak moral anak-anak.
Karena bagaimanapun juga, TV adalah media yang efisien dan cepat untuk menerima informasi. Kita dengan mudah/sederhana bisa menyerap informasi dari TV atau radio sambil mengerjakan pekerjaan lainnya atau sambil istirahat. Tapi tidak bisa dengan (misalnya) surat kabar, majalah atau internet yang mau tidak mau harus dengan membacanya.
Dengan TV masyarakat bisa menjadi sholeh dan dengan TV pula masyarakat bisa menjadi jahat. Wallahu 'alam.
Referensi
[1]. Khoirul Anwar, "Menyongsong Era TV Digital", www.beritaiptek.com
[2]. Guide DPA, www.dpa.or.jp
[3]. TVRI, www.tvri.co.id
[4]. Kementrian Pos dan telekomunikasi, www.soumu.go.jp
Khoirul Anwar, kandidat doktor bidang wireless and mobile communications pada Nara Institute of Science and Technology, Jepang. Pernah terlibat dalam penelitian untuk Mobile Reception Digital Television ISDBT Jepang. Penulis adalah peneliti ISTECS-Jepang. E-mail: anwar-k at is.naist.jp
1.2 Ilustrasikan proses kerja pesawat TV (proses kerja secara elektronis)
Bagaimanakah Televisi Bekerja?
Sebelum kita mengetahui prinsip kerja pesawat televisi, ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang biasa kita lihat di layar kaca. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera



Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada sestem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi.
PRINSIP KERJA TELEVISI
Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar R (red), G(green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.
Selain gambar, juga membawa suara ?
Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi.Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).
Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75khz melainkan 25 khz.
Saluran dan Standar Pemancar Televisi
Kelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.
VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.
VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.
UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.
Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.

JENIS-JENIS SISTEM TELEVISI
Sistem pemancar televisi yang kita kenal di antaranya:
NTSC (National Television System Committee)
PAL (Phases Alternating Line)
SECAM (Sequential Couleur a Memorie)
PALB
NTSC (National Television System Committee) digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL (Phases Alternating Line) di gunakan di Inggris, sistem SECAM (Sequential Couleur a Memorie) digunakan di Perancis. Sementara itu, Indonesia sendiri menggunakan sistem PALB. Hal yang membedakan sistem tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa dan pembawa suara.
BAGIAN-BAGIAN TELEVISI
Rangkaian Catu Daya (Power Supply)
Rangkaian berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian. Rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB dan daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah di dalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC ke seluruh rangkaian TV.



Rangkaian Penala (tuner)
Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi ( penguat HF ), pencampur (mixer), dan osilator lokal.Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.



Rangkaian penguat IF (Intermediate Frequency)
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1.000 kali. Sinyal output yang dihasilkan penala ( tuner) merupakan sinyal yang lemah dan yang sangat tergantung pada pada sinyal pemancar, posisi penerima, dan bentang bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak dibutuhkan dan meredam interferensi pelayanan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar.



Rangkaian Detektor Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang di redam adalah sinyal suara.

Rangkaian Penguat Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari deteltor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (catode ray tube). Didalam rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL(automatic brightness level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.

Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)
Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah-ubah sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan.



Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi.



Rangkaian Audio
Suara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.



JENIS-JENIS LAYAR TELEVISI

Tipe Layar Televisi CRT (catode ray tube)
Pada televisi jenis ini layar terlihat lebih cembung ketimbang jenis lainnya. Teknologi televisi dengan tabung CRT tergolong paling tua dan hingga saat ini terus digunakan dan dikembangkan. Walaupun telah muncul teknologi yang baru. Tabung CRT hanya berisi sebuah tabung sinar katoda (cathode-ray tube) sedang untuk perbandingannya, plasma terdiri dari satu juta tabung fluorescent berukuran sangat kecil.
Tipe Layar Televisi Plasma
Dalam prinsipnya, layar plasma tersusun atas dua lembar kaca. Di antara keduanya diisi ribuan sel, yang ratusan di antaranya berisi gas xenon dan neon. Dua jenis elektroda panjang, address electrode dan transparent display electrode, direntangkan di antara lempengan kaca tersebut. Saat layar plasma dihidupkan, elektroda-elektroda yang saling berpotongan di atas sel itu diberi muatan listrik oleh komputer layar untuk mengionisasi gas dalam sel. Ini berlangsung ribuan kali dalam sepersekian detik. Arus listrik pun melewati gas di dalam sel dan menghasilkan aliran partikel bermuatan listrik yang cepat, yang merangsang atom gas tersebut melepaskan foton ultraviolet.
Foton ultraviolet berinteraksi dengan fosfor
Kemudian, foton ultraviolet berinteraksi dengan fosfor yang akhirnya melepaskan energi di dalam bentuk sinar foton yang jelas. Setiap pixel tersusun atas tiga sel sub pixel yang terpisah, masing-masing dengan fosfor yang berbeda warna, yaitu; merah, hijau, biru yang akan bercampur menghasilkan warna pixel.
Untuk menyeragamkan kekuatan arus listrik yang mengalir melalui sel berbeda, sistem kontrolnya akan menambah atau mengurangi intensitas warna setiap sub pixel. Hal ini untuk menghasilkan ratusan kombinasi merah, hijau, dan biru yang berbeda. Dengan cara ini, sistem kontrol dapat menghasilkan warna dalam spektrum luas, sekira ada 16,77 juta warna bisa dihasilkan sebuah layar plasma. Inilah yang membuat tampilan gambar plasma sangat tajam dan jelas.
1.3 Identifikasikan standar TV dunia dan HDTV (standar internasional untuk sistem dan tampilan (warna) TV ; teknologi High Definition Television (HDTV))

Selama ini kita sudah sangat familiar dengan sistem national television system committee (NTSC) yang dipergunakan televisi untuk menyajikan gambar. Tetapi, belakangan dengan munculnya teknologi high-definition television (HDTV) atau yang dalam bahasa Indonesia disebut televisi definisi tinggi, menyebabkan fungsi NTSC perlahan-lahan tergantikan. Apa sih sebenarnya teknologi HDTV ini?
PESATNYA kemajuan teknologi digital, terutama di bidang gambar digital yang mengkombinasikan foto dan video, memang tidak diduga sebelumnya. Kehadiran teknologi HDTV, bukan saja mendorong produk-produk dengan kualitas digital pada beberapa merek perangkat televisi yang sudah punya nama, tetapi juga pada cara perekamannya untuk ditayangkan di HDTV.
Sampai sekarang masih sulit untuk mendefinisikan secara tepat HDTV. Yang pasti, teknologi tayangan televisi yang dianggap terbaik sekarang ini adalah menggunakan sistem NTSC (National Television Systems Committee) yang menayangkan gambar analog, menghasilkan resolusi sebanyak 525 garis pada layar televisi. Sedangkan HDTV menghasilkan resolusi 1.125 garis tayangan yang lebih padat dan mampu menghasilkan informasi video lima kali lebih banyak dibanding sistem NTSC.
Namun, walaupun memiliki keunggulan yang luar biasa dalam menghasilkan resolusi yang rapat, tajam, dan jelas, transmisi HDTV memerlukan bandwith yang lebih besar sampai lima kali dibanding kapasitas sinyal televisi konvensional. Meski masih sulit mendefinisikannya, HDTV dapat diartikan sebagai suatu sistem media komunikasi bergambar dan atau bersuara dengan tingkat kualitas ketajaman gambar (resolusi) yang sangat tinggi (hampir sama dengan kualitas film 35 mm) dan kualitas suaranya juga menyerupai CD (Compact Disk).
Dalam hal ini teknologi pemrosesan sinyal digital dan displai memberikan peran yang sangat penting. Diharapkan juga nantinya bisa melayani multi bahasa dan multi media. Karena HDTV merupakan sistem komunikasi, maka seperti juga sistem komunikasi konvensional lainnya, untuk penyelenggaraannya memerlukan beberapa komponen dasar seperti pusat produksi (studio), pemroses/penyimpan, sistem transmisi dan pesawat penerima.
Konsep dasar HDTV di sisi lain sebenarnya tidak dimaksudkan hanya untuk meningkatkan definisi per wilayah unit tayangan layar televisi, tetapi juga untuk meningkatkan persentase bidang visual yang menayangkan gambar tersebut. Pengembangan HDTV diarahkan pada peningkatan 100 persen jumlah piksel horizontal dan vertikal, misalnya bingkai gambar 1 MB seharusnya memiliki jumlah 1.000 garis x 1.000 titik horizontal.
Hasil yang didapat dari perluasan ini adalah faktor perbaikan 2-3 kali dalam sudut bidang vertikal dan horizontal. Dengan demikian, perbaikan sudut ini pada HDTV juga mengubah rasio menjadi 16:9 dari 4:3 dan menjadi imej yang ditayangkan seperti di "bioskop". HDTV memang merupakan media komunikasi baru dan teknologinya sedang dalam proses penyempurnaan, terutama pada awal dekade 90-an.
Secara singkat sejarah perkembangan HDTV dimulai oleh Jepang yang dimotori oleh pusat riset dan pengembangan NHK (TVRI/RRI-nya Jepang) pada tahun 1968. Kemudian diikuti oleh masyarakat Eropa sebagai pembanding dan akhirnya Amerika Serikat menjadi kompetitor yang harus diperhitungkan.
Diperkirakan teknologi HDTV ini akan menjadi standar televisi masa depan, sehingga seorang peneliti senior dalam bidang sistem strategi dan manajemen Dr. Indu Singh meramalkan bahwa pasar dunia untuk HDTV ini akan mencapai 250 milyar dolar per tahun (tahun 2010).

Kompetisi Standar
Di samping aspek pasar yang menggiurkan, dalam sistem penyelenggaran HDTV mempunyai dampak yang luas pada bidang budaya, sosial, politik sampai pada pertahanan. Karena itu negara-negara maju telah berlomba agar sistem yang mereka kembangkan itu nantinya dapat dipakai sebagai standar dunia (global).
Standar yang telah masuk dalam agenda rapat CCIR (badan internasional yang menangani standarisasi sistem penyiaran), baru dua yaitu MUSE (Jepang) dan HD-MAC (Eropa). Sementara itu Amerika Serikat yang diatur oleh FCC (Komisi Komunikasi) sedang ditegangkan untuk memutuskan satu standar dari masing-masing team (konsorsium) yang sedang berkompetisi.
Karena kepentingan masing-masing negara yang berbeda-beda apakah CCIR bisa memutuskan pemakaian standar yang tunggal? Pengalaman dari sistem TV konvensional yaitu adanya PAL/SECAM di Eropa & ASEAN, NTSC di Amerika dan Jepang, rasanya sulit CCIR untuk bisa memutuskan pemakaian tunggal sistem penyiaran HDTV ini. Disamping itu juga ada badan standarisasi di bawah ISO yaitu MPEG yang menangani standarisasi pengkodean dan pemampatan sinyal gambar bergerak.
Setiap negara tentu saja menginginkan bahwa negaranya bisa maju dalam segala hal, termasuk teknologi HDTV. Bagi negara maju yang infrastruturnya sudah lengkap yang menjadi masalah penerapan adalah kompetisi. Namun demikian bagaimana dengan negara berkembang yang infrastrukturnya masih terbatas (lihat idealisasi sistem siaran di atas), apakah mau menciptakan standar sendiri ataukah mengikuti standar yang sedang dikembangkan oleh bangsa maju. apankah HDTV tersebut layak diterapkan?
Karena tingkatan teknologi HDTV yang ada sudah demikian maju, kemungkinan membuat standar sinyal sendiri hanyalah membuang waktu dan dana. Alangkah bijaksananya kalau negara berkembang bisa mempelajari sistem HDTV ini baik dari segi produksi, transmisinya, pesawat penerima bahkan sampai industri pembuatan komponen-komponen tersebut. Karena tanpa bisa memproduksi, negara tesebut akan selalu bergantung.
Sebagai contoh keterpaduan yang dilakukan di Jepang untuk pengembangan industri televisi yang dimulai dekade 50-an. Dengan dimotori oleh Pusat Riset dan Pengembangan NHK, Jepang memaksa industri-industri dalam negeri (Sony, Matsuhita, dll) untuk bisa memproduksi televisi dan komponen terkait dengan orientasi permulaan pasar dalam negeri.
Dengan dilaksanakan siaran secara langsung melalui media televisi upacara pernikahan kaisar (emperor) Akihito pada tahun 1959, meledaklah industri televisi di Jepang. Akhirnya seperti kita ketahui dengan baik bahwa Jepang telah bisa merajai teknologi televisi dan pasar dunia. Bahkan telah berhasil menayangkan program HDTV 8 jam sehari (mulai 25 Nopember 1991).
Contoh lain adalah Korea Selatan. Mereka tidak terburu-buru mengadakan penyelenggaraannya di saat standar belum mapan. Namun yang mereka kejar adalah bagaimana memproduksi HDTV untuk bisa di ekspor, sehingga mereka mengirimkan para ahli yang bisa membuat HDTV ke Jepang , Eropa dan Amerika. Kegiatan ini merupakan konsorsium dari pemerintah dan industri terkait seperti Golden Star, Samsung, Daewo, dan Korean Telecom. Proyek pengembangan produksi HDTV di Korea ini dimulai sejak tahun 1989, dengan biaya 100 milyar won, 60 persen di antaranya dikeluarkan dari kocek pemerintah. (iah/berbagai sumber)


------------------------------

Syarat Penyelenggaraan HDTV

Untuk dapat menyelenggarakan sistem siaran HDTV baik secara nasional maupun global yang ideal, diperlukan beberapa kriteria antara lain sebagai berikut:

- Penggunaan sinyal standar yang sama (di dunia /dalam satu negara).
- Biaya pesawat penerima yang murah /terbeli oleh khalayak umum.
- Kompatibel dengan sistem yang sudah ada.
- Bisa dihubungkan dengan media lain (multi-media).
- Dapat terjangkau secara meluas (aspek pemerataan). (iah/berbagai sumber)


----------------------------------

Memindahkan Bioskop ke Rumah

Banyak orang yang hobi menonton film di bioskop dibandingkan menonton film di televisi. Kegemaran banyak orang ini memang tidak bisa disalahkan. Tetapi seiring kemajuan teknologi di bidang perangkat televisi, sekarang kita bisa memindahkan segenap keistimewaan bioskop ke rumah melalui layar plasma. Layar plasma ini pun jadi identik dengan teknologi HDTV. Meski tidak semua TV plasma menyandang teknologi ini.
Dalam prinsipnya, layar plasma tersusun atas dua lembar kaca. Di antara keduanya diisi ribuan sel, yang ratusan di antaranya berisi gas xenon dan neon. Dua jenis elektroda panjang, address electrode dan transparent display electrode, direntangkan di antara lempengan kaca tersebut.
Saat layar plasma dihidupkan, elektroda-elektroda yang saling berpotongan di atas sel itu diberi muatan listrik oleh komputer layar untuk mengionisasi gas dalam sel. Ini berlangsung ribuan kali dalam sepersekian detik. Arus listrik pun melewati gas di dalam sel dan menghasilkan aliran partikel bermuatan listrik yang cepat, yang merangsang atom gas tersebut melepaskan foton ultraviolet.
Kemudian, foton ultraviolet berinteraksi dengan fosfor yang akhirnya melepaskan energi di dalam bentuk sinar foton yang jelas. Setiap pixel tersusun atas tiga sel sub pixel yang terpisah. Masing-masing dengan fosfor yang berbeda warna, yaitu merah, hijau, biru yang akan bercampur menghasilkan warna pixel.
Untuk menyeragamkan kekuatan arus listrik yang mengalir melalui sel berbeda, sistem kontrolnya akan menambah atau mengurangi intensitas warna setiap sub pixel. Hal ini untuk menghasilkan ratusan kombinasi merah, hijau, dan biru yang berbeda. Dengan cara ini, sistem kontrol dapat menghasilkan warna dalam spektrum luas, sekira ada 16,77 juta warna bisa dihasilkan sebuah layar plasma. Inilah yang membuat tampilan gambar plasma sangat tajam dan jelas.
Selain itu, TV layar plasma memiliki resolusi lebih tinggi ketimbang layar tv konvensional. Kebanyakan mampu menampilkan siaran HDTV (high definition television) dan non-HDTV, serta bingkainya pun mampu menghasilkan sinyal gambar XGA, SVGA, dan VGA untuk sebuah komputer. Layar plasma pun memungkinkan kita menonton film dari VCD/DVD dalam format layar lebar, seperti terlihat di layar bioskop.
Pasalnya, layar plasma dibuat dengan rasio 16 : 9 (lebar : tinggi). Permukaan layarnya betul-betul datar sehingga menghilangkan distorsi gambar di bagian sudut seperti biasa terjadi pada layar CRT (catode ray tube) cembung. Apabila materi yang ditonton tidak dalam format layar lebar pun tidaklah menjadi masalah.
Layar plasma akan merentangkan itu untuk mengisi penuh layar atau memperbesar gambar untuk membatasi perentangan gambar. Bahkan, beberapa merek layar plasma dapat ditonton secara vertikal. Dengan demikian, layar plasma disertai perangkat lunak (software) komputer. Dengan software tersebut, sekitar 40% gambar bagian tengah akan ditampilkan di layar secara vertikal. Sebagian lainnya, yang berada di kiri dan kanan, tidak ditampilkan di layar.
Keistimewaan lain dari teknologi layar plasma ini adalah bahwa layar plasma tidak menghasilkan medan magnet seperti layar berteknologi CRT. Masalahnya, tidak ada tembakan elektron dalam menghasilkan gambar. Speaker, yang bermedan magnet kuat dan dapat mendistorsi gambar TV CRT pun membuat gambar pada layar plasma mengalami distorsi. Inilah sebenarnya kunci keunggulan dari teknologi layar plasma.
Tidak semua layar plasma mampu menangkap siaran HDTV, beberapa memang dilengkapi namun ada pula yang tidak. Di Indonesia sendiri hampir semua merek layar plasma yang dipasarkan beresolusi HDTV, termasuk merek Sony, Panasonic, Pioneer, Sharp, Philips, Samsung, Sanyo, Hitachi, LG, Toshiba dan lain sebagainya.

1.4 Ilustrasikan proses alir kerja pemancar TV (frekuensi pengantar gelombang TV (UHF/VHF); proses alir kerja pemancar TV ; jenis pemancar TV berdasarkan area cakupan pancarannya(coverage area
UHF adalah frekuensi gelombang elektronik
UHF bekerja di gelombang antara 300 MHz sampai 3 GHz yang biasanya dipake buat siaran televisi.
Selain UHF juga ada VHF. kebanyakan tv swasta siaran pake UHF & negeri pake VHF. tapi tvri juga kadang kalo di jakarta nongol di UHF juga. uhf itu ultra high frequency.
jadi frekwensi itu mirip kayak frekuensi telepon seluler. ada gsm 1800 mhz & 900 mhz ada juga cdma 2000-1x di frekuensi 800 mhz & 1900 mhz.
semua frekuensi dikelola oleh negara. tapi ada frekuensi tertentu yang dibebasin buat kepentingan masyarakat misalnya buat wifi, radio amatir, radio kontrol, dsb.
telinga manusia cuma bisa dengar frekuensi antara 20 sampai 20000 getaran tiap detik / hertz.
-Semua TV pasti ada Tunernya, jadi pasti bisa disetel di Indonesia dan di negara manapun via UHF/VHF. Sedangkan istilah TV Kabel itu berarti pelanggan saluran TV Kabel akan diberi decoder khusus yg dihubungkan ke jaringan TV Kabel providernya (di Indonesia cthnya Kabelvision, Telkomvision etc). Hanya saja kompabilitas antara system PAL/NTSC saja yg mungkin jadi kendala, tetapi TV sekarang hampir semua sdh Multi System (Bisa PAL atau NTSC).
Jadi jgn khawatir..pasti bisa dipakai di Indonesia
Pada sistim penerima TV kita kenal system NTSC,SECAM atau system PAL biasanya kalau untuk Indonesia pemanacar TV menggunakan system NTSC Secara genaran untuk PAL menggunakan 625-line/50 Hz dan NTSC pada 525-line/60hz. So dari sini kita boleh nampak PAL lebih clear lebih detail kerana line lebih banyak dari NTSC. Mengenai frame rate PAL 25fps dan NTSC pada 29.97 atau 30fps.. Jadi di sini NTSC lebih baik kerana fps lebih banyak jadi kurang kesan flicker dibandingkan dengan PAL. Dari segi

Selasa, 22 Juli 2008

 

Sejarah penemuan dan inovasi televisi

Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.

Rabu, 11 Juni 2008

 

Slide Qw


Selasa, 10 Juni 2008

 

Tugas BuAri

Label film

Label film adalah Penamaan atau simbol dari suatu film,
Pengertian indie label sering ditolakbelakangkan dengan major label. Di Amerika, grup indie memang lahir dari perlawanan terhadap perusahaan rekaman yang masuk dalam kategori besar atau major, semisal Sony BMG, Paramount, ABC, dan lain-lain. Dengan kata lain, indie adalah melawan arus besar. Tapi pengertian indie juga digunakan oleh orang-orang film. Yang tidak terdengar menggunakan istilah indie adalah seni teater, sastra, tari, seni rupa. Musik dan film memang lebih dekat dengan industri, dalam pengertian mendikte secara ekonomi, snobistik dan epigonistik. Dilihat dari sisi ini, indie mengandung pengertian independensi atau tidak mau didikte oleh selera pasar.

 

Magazine Bu Ari



Menyimpan magazin dengan film
Kamera Film atau motion picture camera dipakai untuk memotret gambar satu persatu dengan kecepatan yang teratur. Pemotretan yang dimaksud mempunyai prosedural sama dengan cara yang dilakukan oleh kamera still foto. Perbedaannya adalah pada hasil di mana foto dilihat sebagai barang cetakan tapi dalam bentuk proyeksi ke layar.Pemotretan dengan kecepatan teratur diberdayakan untuk proyeksi. Misalnya gambar bergerk normal jika dipotret sebanyak 24 gambar per detik. Jika kurang atau lebih kecepatannya yang didapat adalah gerak tak normal.Gambar yang diputar berurutan menghasilkan ilusi akibat kerja kamera yang pada prinsipnya berhubungan dengan persistence of vision dan intermittent movement.Pilih menu berikut untuk mengerti bagaimana prinsip kerja kamera film:A. Prinsip KerjaB. Intermittent MovementC. Persistence of VisionA. Prinsip KerjaPrinsip kerja kamera film itu dibangun oleh mekanisme yang disebut intermittent movement. Sebelumnya perlu dijelaskan beberapa pengertian menyangkut bagian dari mekanisme agar lebih mudah mengetahui prinsip kerja kamera film.Berikut adalah penjelasan tentang tentang:1. Shutter2. Claw, dan 3. Baterai1. Shutter Shutter kamera film berfungsi untuk menutup dan membuka lubang masuk cahaya ke film yang dihadapkan ke aperture atau camera gate.Karena fungsinya itu, shutter umumnya berbentuk busur berporos untuk melakukan rotasi. Karena itu disebut rotating disk dengan cut out 180 derajat.Pelaksanaan fungsi terjadi sewaktu berputar. Ketika membuka film dicahayai dan ketika menutup film berganti.Karena itu perlu dijelaskan fungsi komponen lain claw yang akan dijelaskan lebih lanjut. 2. Pull Down ClawClaw atau pull down claw berfungsi untuk menarik film dari dan ke camera gate. Proses kerjanya unik karena bekerja ketika shutter menutup sehingga film yang sudah dicahayai dan fil baru tidak terkena sinar.Film yang mendapat giliran dicahayai ditekan oleh pasak pengerat lalu mengendur ketika shutter menutup kemudian dikait oleh claw.Cara kerja pull down claw adalah mengait frame film pada sprocketnya seperti cara burung pelatuk.3. BateraiSumber daya yang menggerakkan kamera film adalah listrik yang diubah menjadi arus searah. Fungsi itu diambil alih baterai karena lebih mudah membawanya.B. Intermittent Movement Pengertian Intermittent Movement dibangun oleh diantaranya seperti dijelaskan dalam prinsip kerja tadi, dan:1. Frame2. Perforasi/Sprocket3. Magazin4. Loop, serta5. Pilot pin.1. FrameSifat intermittent movement berhubungan dengan framing yang dilakukan oleh aperture. Setiap kamera membuat frame sesuai ukurannya. Frame motion picture yang umum adalah 35 mm dan 16 mm. Untuk pemakainan khusus ada yang berukuran 8 mm dan 70 mm.2. Sprocket Sprocket atau perforasi adalah lubang-lubang di tepi frame yang berguna untuk sangkutan claw ketika bekerja menarik film.3. MagazinMagazin adalah tempat menyimpan film. Prinsipnya mengambil tugas darkroom. Film aman di dalamnya. Magazin memasok dan menyimpan film setelah dicahayai.4. LoopBila kita memasang film di proyektor, dianjurkan membuat loop agar tarikan film lentur. Nampaknya hal ini disebabkan ketika memasang film ke camera gate dengan cara yang sama. Jadi agar film lentur ditarik dari magazin maka looping mutlak berlakunya.5. Pilot PinPilot Pin atau registration pin adalah alat yang bertugas mengarahkan film yang akan dicahayai dengan bekerjasama dengan claw.Perlu diingat bahwa bila semua komponen yang disebut di atas dimiliki oleh semua jenis kamera, tapi untuk pilot pin hanya beberapa jenis saja yang menggunakannya. Pada dasarnya, tanpa pin, film akan bergerak menurut azas intermittent.Sayangnya bila ada kecerobohan ketika looping maka film tanpa pilot akan berputar terus sampai kusut.C. Persitence of VisionAkhirnya pengertian terhadap persistence of vision dibangun oleh sifat motion picture atau bioskop. Maksudnya, seperti menonton film, adapun gambar yang sampai di mata adalah gambar yang sudah tergulung di rel karena sudah tinggal kesan akibat diilusikan oleh proyeksi.Fenomena ini terjadi karena cepatnya frame berganti (1/50 detik) mengakibatnya memori lama yang tersimpan diotak belum hilang muncul memori baru sudah menggantikannya, sehingga persambungan frame tidak lagi dapat dilihat mata.Rumus fisika sesungguhnya adalah "persistence of vision with regard no moving object" atau sering disebut ilusi.Tak heran bila sering disebut istilah "tipuan mata" atau trick dalam pembuatan film yang pada dasarnya menciptakan kesan sesungguhnya padahal sudah berlalu.

Magazin adalah tempat menyimpan film. Prinsipnya mengambil tugas darkroom. Film aman di dalamnya. Magazin memasok dan menyimpan film setelah dicahayai.

Rabu, 28 Mei 2008

 

artikel jenis-jenis kamera

Jenis Jenis kamera

1) Kamera Compact



Kamera ini adalah jenis paling kecil, dengan bentuknya yang tipis,
performa cepat, dan fleksibel. Hasil gambar dan fiturnya terbatas,
namun biasanya menawarkan LCD, optik dan performa cukup baik. Kamera
jenis ini tak memiliki karakteristik performa dan fitur profesional,
namun pas untuk dimasukkan ke dalam saku atau tas.
Biasanya, kamera ini cocok untuk pemula (Anyaran). Kebanyakan kamera
compact menawarkan harga murah, tetapi anda harus teliti menyimak
fiturnya. Umumnya kisaran harga pada US$ 150-250 dan kualitas resolusi
3-4MP. Anda akan menjumpai optikal zoom dan digital zoom masing-masing
sekitar 3x atau 4x.
Pada perkembangannya, ada pula kamera kelas compact yang harganya
lebih mahal, hingga US$400. Ini disebabkan produsen melihat kebutuhan
yang besar dikalangan pengguna awam untuk berkreasi dengan banyak
fitur, sehingga fitur kamera compact semakin sesak. Akibatnya harga
pun melambung. Tak heran, ada pula kamera compact yang menembus

resolusi 7MP. Anda akan menjumpai banyak merek pada kelas ini,
sehingga anda patut untuk lebih cermat.

2) Kamera Ultra Compact


Kamera ini lebih kecil dari telapak tangan anda, dan cukup seksi untuk
dipamerkan ke rekan lainnya. Masukkan saja ke dalam jaket, dan tak ada
yang tahu kalau anda sedang membawanya. Pengorbanannya adalah
performa, fitur, dan kualitas gambar. Jika anda menomorsatukan
penampilan, gadget ultracompact ini jawabannya. Dengan fokus semacam
ini, tak heran jika performa serta fiturnya tak mampu menandingi
kamera compact. Kuantitas megapiksel juga sama dengan compact.

3) Kamera Profesional


Kamera ini memiliki kemampuan dan kehandalan di atas kamera compact.
Jenis ini menawarkan kontrol yang lebih akurat, lensa yang lebih baik,
dan fitur yang lebih beragam. Yang paling penting, anda akan
memperoleh hasil foto lebih baik dan cocok pencetakan berukuran besar.
Produk jenis ini menawarkan setting manual untuk mengendalikan shutter
speed, f-stop, white balance, histogram, dan kontrol lainnya, seperti
kompensasi exposure dan bracketing, namun tak sekompleks Digital SLR.

4) Kamera Super Zoom


Memiliki lensa zoom 10x atau lebih, adalah bagian dari jenis kamera
yang digemari pengguna yang antusias dengan fotografi. Lensanya yang
besar menempatkannya ke dalam kategori full-size, tetapi harganya
berada diantara kamera compact dan profesional.

Kamera ini memiliki fitur high end dan penggunanya sering menyukai
setting otomatis. Biasanya terdapat fitur image stabilization untuk
menghilangkan efek akibat goncangan.

5) Kamera digital DSLR



Merupakan jenis kamera yang digemari oleh pengguna profesional atau
fotografer amatir yang haus ilmu. Kamera ini mengusung fitur yang
sangat kaya. Sebut saja viewfinder TTL reflex, lensa yang dapat
diganti dengan lensa lain, kontrol total pada warna dan exposure,
serta beragam aksesoris lainnya. Disamping fitur pro dan fungsinya,
D-SLR menawarkan performa yang sama dengan kamera film 35mm. Yang

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Berlangganan Postingan [Atom]